Tim Pencari MH-370 Temukan Puing Kapal Abad ke-19
Puing kapal itu ditemukan pada kedalaman air 3.700 meter, 2.600 kilometer Barat Daya dari pelabuhan Fremantle, Australia
Menurut pernyataan Biro Keamanan Transportasi Australia, temuan tanggal 19 Desember 2015 itu adalah penemuan kedua sejak pencarian dimulai hampir dua tahun lalu, ketika pesawat itu menghilang pada 8 Maret 2014, dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan 239 orang di dalamnya.
Biro itu mengatakan, puing kapal itu ditemukan pada kedalaman air 3.700 meter, 2.600 kilometer Barat Daya dari pelabuhan Fremantle, Australia, di mana tiga kapal pencari yang dilengkapi sonar ditempatkan.
Galeri Rongsokan Kapal atau The Shipwreck Galery dari Museum Australia Barat melakukan tinjauan awal dari gambar-gambar dan menyatakan bahwa rongsokan itu mungkin sebuah kapal baja atau besi dari sekitar abad ke-19, kata biro itu.
Operasi bawah air yang dipimpin Australia telah melakukan pencarian itu di daerah seluas lebih dari 80.000 kilometer persegi di dasar laut sejak akhir 2014.
Sebuah sayap pesawat sepanjang dua meter ditemukan bulan Juli di sisi lainnya dari Samudera Hindia, ketika terdampar di Pulau Reunion dan adalah satu-satunya puing pesawat Malaysia MH-370.
Pencarian dijadwalkan berakhir pertengahan tahun ini jika tidak ada lagi benda dari penerbangan yang hilang itu ditemukan.
Tradisi Gredoan memperingati Maulid Nabi Muhammad yang digelar warga Dusun Kejoyo Desa Tambong menghabiskan 700 liter minyak tanah.
Tradisi Gredoan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad yang digelar warga Dusun Kejoyo Desa Tambong, Sabtu (2/1/2015) malam, menghabiskan 700 liter minyak tanah.
Acara tersebut mempertontonkan atraksi api yang dimainkan pemuda desa tersebut. Ketua panitia Agus Hermawan menyampaikan bahwa 700 liter minyak tanah yang digunakan tersebut merupakan hasil iuran masyarakat.
"Setiap rumah memberikan sumbangan seikhlasnya, istilahnya adalah mupu," ujar dia.
Menurut dia, minyak tanah tersebut digunakan untuk bahan bakar atraksi api yang menggunakan bambu atau menggunakan tali yang dibakar ujungnya.
"Ada sekitar 100 anak muda yang akan atraksi sepanjang jalan keliling kampung," sambung dia.
Salah satu budayawan Banyuwangi Hasan Basri menyampaikan bahwa Gredoan merupakan tradisi mencari jodoh yang dilakukan beberapa desa di Kabupaten Banyuwangi.
"Pada saat peringatan Maulid Nabi, banyak sanak saudara yang datang, lalu di sana ada perkenalanan dan perjodohan. Ada juga yang niat untuk datang dan benar-benar cari jodoh," ujar dia.
Adapun atraksi api dalam Gredoan, sambung dia, merupakan daya tarik dan tontonan bagi warga yang datang.
"Ini merupakan keriangan bersama. Bagian dari ritual adat yang akan memberikan kepuasan secara spiritual bagi masyarakat," ucap Hasan.
(Ira Rachmawati/Kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar